MAKALAH
Profil Perusahaan
Mata Kuliah: Manajemen Strategis
Nama Mahasiswa :
Jimmy Kristian Malik
NIM :
130410025
Kode Kelas : 161-EK542-M3
Dosen : Titik Efnita, S.E., B.BA Hons., M.M.
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2016
Add caption |
Sejarah
PT. Pindad adalah perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia dan memperkerjakan sekitar 3000 karyawan.
Pada periode tahun 1808-1850 berdiri bengkel peralatan militer bernama Artilleriee Constructie Winkle (ACW) dan Pyrotekniesche Werkplaats (PW) berfungsi mengadakan persediaan dan pemeliharaan alat-alat perkakas senjata dan memperbaiki senjata-senjata yang rusak, sementara PW berfungsi membuat dan memperbaiki munisi atau mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan peledak untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut Belanda.
Pada periode tahun 1923-1932, bengkel-bengkel yang ada di Surabaya dan lain-lain dipindahkan ke Bandung dan digabung menjadi satu dengan nama Artilerie Inrichtingen (AI). Tahun 1942, Belanda menyerah kepada Jepang dan kemudian ACW berganti nama menjadi Dai Ichi Kozo (DIK). Pada tahun 1947 DIK berganti nama menjadi Leger Productie Bedrijven (LPB)
Pada tanggal 29 April 1950 pemerintah Belanda menyerahkan LPB kepada pemerintah RIS dan berganti nama menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM). Tahun 1958 PSM berganti menjadi Pabrik Alat Peralatan Angkatan Darat kemudian berubah nama menjadi PINDAD dan pada tahun 1983 status PINDAD berubah menjadi BUMN.
Pada tahun 1989, bersama dengan 9 Persero lain, PT. PINDAD (Persero) berada dibawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). Tahun 1998 BPIS dibubarkan, seluruh perseroan yang berada di bawah pembinaannya menjadi anak perusahaan PT. Pakarya Industri (Persero). Tahun 1999 PT. Pakarya Industri (Persero) berubah nama menjadi PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero), yang kemudian dibubarkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 52 tahun 2002. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 41 tahun 2003, PT. Pindad (Persero) berada di bawah kewenangan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.
Visi Perusahaan :
Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di Asia pada tahun 2023, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.
Misi Perusahaan :
Melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan serta peralatan industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan secara khusus untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara.
Tujuan Perusahaan
Mampu menyediakan kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan secara mandiri, untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia.
Sasaran Perusahaan
Meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan peluang usaha yang menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal.
Jujur
- Jujur dalam sikap, kata, dan tindakan
- Bebas dari kepentingan (vested interest)
- Menjaga integritas di setiap aspek
Belajar
- Belajar tanpa henti, mengajari tanpa henti
- Terus mengembangkan diri
- Melakukan perbaikan berkelanjutan
Unggul
- Menjaga keunggulan mutu, harga, waktu
- Berdaya saing tinggi
- Mampu menjadi pemain global
Selamat
- Menjunjung tinggi aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan menjaga Lingkungan Hidup
- Menaati hukum dan perundang-undangan
- Menjalankan prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Bidang Usaha
PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam bidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk komersial, sebagai berikut :
1. Produksi/Manufaktur
Melakukan produksi baik produk alutsista maupun nonalutsista, mengolah bahan mentah tertentu menjadi bahan pokok maupun produk jadi serta melakukan proses assembling (perakitan) pada produk berikut :
- Produk senjata dan munisi
- Produk kendaraan khusus
- Produk pyroteknik, bahan pendorong dan bahan peledak (militer dan komersial)
- Produk konversi energi
- Produk komponen, sarana dan prasarana dalam bidang transportasi
- Produk mesin industry dan peralatan industrial
- Produk mekanikal, elektrikal optikal dan opto elektronik
2. Jasa
Memberikan jasa untuk industri pertambangan, konstruksi, mesin industri seperti :
- Perekayasaan system industrial
- Pemeliharaan produk/ peralatan industri
- Pengujian mutu dan kalibrasi
- Konstruksi
- Pemesinan
- Heat and surface treatment
- Drilling
- Blasting
- Jasa pemusnahan bahan peledak
- Jasa transportasi bahan peledak
- Jasa pergudangan bahan peledak
3. Perdagangan
Melaksanakan pemasaran, penjualan dan distribusi produk dan jasa perusahaan termasuk produksi pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri seperti :
- Ammonium Nitrate
- Panfo
- Detonator Listrik
- Detonator Non Listrik
- Detonating COD
- Booster
- Geodetoseis
- Geopentoseis
4. Produk dan jasa lainnya dalam rangka memanfaatkan sisa kapasitas yang telah dimiliki perusahaan.
5. Pelanggan :
a. Pelanggan produk pertahanan dan keamanan negara :
TNI, Polri, Kementerian Kehakiman, Kementerian Kehutanan, Dirjen Bea Cukai, dan Pasar Ekspor
b. Pelanggan produk komersial :
PT KAI (Persero), PT INKA (Persero), PT PLN (Persero), Kementerian Perhubungan, Galangan Kapal Nasional, Industri Pertambangan Nasional, Industri Perminyakan dan Gas Nasional, Industri Agro Nasional, Industri Elektronik Nasional.
Perkembangan Usaha Perusahaan
Aset, liabilitas dan ekuitas rata rata meningkat selama 5 tahun terakhir, kecuali pada tahun 2014 terjadi penurunan dari tahun 2013 sebesar Rp.56,74 miliar dan juga rugi restrukturisasi, dan cadangan umum yang cenderung menurun dari tahun sebelumnya.
Laba perusahaan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 rata rata mengalami peningkatan, kecuali tahun 2014 terjadi penurunan dibanding dengan laba tahun 2013. Laba tertinggi setelah pajak dicapai pada tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 yaitu sebesar Rp 97,60 miliar.
Tingkat produktivitas sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terus mengalami kenaikan, yaitu masing-masing tahun 2010 sebesar Rp 0,42 miliar/ orang, tahun 2011 sebesar 0,54 miliar/ orang, tahun 2012 sebesar Rp 0,63 miliar/ orang, tahun 2013 sebesar Rp 0,81 miliar/ orang, dan pada tahun 2014 sebesar Rp 0,64 miliar/ orang.
Dinamika ekonomi global yang terjadi, telah mempengaruhi perkembangan indikator-indikator ekonomi makro Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi, harga minyak mentah, serta nilai tukar rupiah.
Alokasi anggaran untuk Kementerian Pertahanan pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun 2014 (APBN 2014) senilai Rp 83,4 triliun meningkat sebesar 1,94% dari APBN 2013, anggaran tersebut terutama untuk penambahan alutsista dalam rangka pencapaian pembangunan kekuatan pokok Minimum Essential Force (MEF). Dari anggaran tersebut dialokasikan untuk program subfungsi Pertahanan Negara, subfungsi Dukungan Pertahanan, dan subfungsi Penelitian Pengembangan Pertahanan. Anggaran Kepolisian Negara Republik Indonesia senilai Rp 31,9 triliun menurun sebesar 12,48% dari APBN 2013, ditujukan untuk menurunkan gangguan kamtibmas, baik melalui pengembangan langkah-langkah strategis maupun pencegahan potensi gangguan keamanan, juga untuk penanggulangan sumber penyebab kejahatan, gangguan ketertiban, dan konflik di masyarakat.
Sementara anggaran Kementerian Perhubungan pada APBN tahun 2014 senilai Rp 39,2 triliun, difokuskan pada pembangunan infrastruktur yang berkualitas, membangun konektivitas melalui pembangunan jalan, terutama untuk mengurangi hambatan di bidang infrastruktur guna memperlancar arus distribusi barang dan jasa.
Dengan adanya dukungan pemerintah untuk menggunakan alutsista produksi dalam negeri, maka PT Pindad (Persero) harus lebih siap dalam meningkatkan kemampuan, baik dalam hal peningkatan penguasaan teknologi/ pengembangan produk baru, maupun dalam hal peningkatan kapasitas, serta lini-produksinya, sehingga peluang tersebut dapat diraih.
Tambahan modal disetor senilai Rp. 300 miliar akan dapat meningkatkan kemampuan operasional perusahaan, sehingga secara optimal dapat mendukung pemenuhan kebutuhan MEF TNI dan Polri serta membuka kesempatan perusahaan dapat tumbuh cepat dan sehat.
Sumber pendanaan modal kerja masih didominasi oleh pinjaman bank yang memiliki Cost of Money cukup tinggi, mengingat pemulihan ekonomi global membutuhkan dana yang besar dan berimplikasi perusahaan kesulitan mendapatkan dana murah.
PT Pindad (Persero) dalam menjalankan usahanya, merencanakan pencapaian sasaran penjualan konsolidasi tahun 2014 senilai Rp 2.029,45 miliar dengan laba sebelum pajak senilai Rp 165,16 miliar. Dengan kondisi tersebut, diharapkan tingkat kesehatan perusahaan dapat dicapai dengan kualifikasi Sehat.
Realisasi hasil usaha PT Pindad (Persero) tahun 2014, penjualan konsolidasi senilai Rp 1.480,28 miliar, laba sebelum pajak senilai Rp 65,16 miliar, dengan tingkat kesehatan kualifikasi Sehat skor 65,65.
Legalitas
Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 7 Juli 2008 Nomor 15 yang telah didaftarkan pada notaris Nining Pupaningtyas, SH. Pada Rapat Perusahaan tersebut telah diputuskan dengan suara bulat Menyetujui perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Surat Keterangan Domisili Perusahaan Nomor 503/19-1/Kel. Dikeluarkan Pemerintah Kota Bandung, Kecamatan Kiara Condong, Kelurahan Sukapura tanggal 31 Januari 2008 Nomor 12/DP/I/2008 kel.
SIUP PT. Pindad (Persero) Dikeluarkan Pemerintah Kota Bandung, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Nomor : 510/3-02535/2012/P.7/4355 - BPPT pada tanggal 29 Juni 2012 dan masa berlaku sampai dengan tanggal 14 April 2015
Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas (TDP) Nomor 101114600077 Berlaku s.d. tanggal 17 November 2016
Surat Izin Walikota Bandung Nomor : 503/IG-1905/BPPT/2011 Tentang Izin Gangguan
Izin usaha dikeluarkan Badan Koordinasi Penanaman Modal Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor : 18/1/IU/PMDN/INDUSTRI/2011 Tentang Izin Usaha Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ditetapkan di Jakarta 10 Mei 2011.
Peraturan Internal
Peraturan internal perusahaan terdiri atas beberapa putusan, antara lain kebijakan penerapan:
- Kebijakan energi dan konservasi air,
Peraturan Eksternal
PT Pindad (Persero) sebagai BUMN mengikuti regulasi dan ketentuan dari kementrian BUMN
Sistem Manajemen Mutu
PT. Pindad (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang melaksanakan usaha terpadu dibidang peralatan pertahanan dan keamanan serta peralatan industrial yang mendukung pembangunan nasional.
- Memiliki dedikasi yang tinggi untuk menghasilkan produk dan menyediakan jasa, yang konsisten dalam hal mutu, pengiriman tepat waktu, harga kompetitif dan pelayanan terbaik.
- Menerapkan dan mengembangkan Sistem Manajemen Mutu dan K3LH secara benar, tepat dan konsisten dengan komitmen mematuhi peraturan, perundangan dan persyaratan mutu & K3LH yang berlaku, baik dari pelanggan, pemerintah dan pihak terkait yang diikuti perusahaan.
- Berupaya mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan dengan menjamin setiap kegiatan/aktivitas perusahaan berwawasan lingkungan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
- Melakukan proses peningkatan yang berkelanjutan
- Meningkatkan kepuasan kepada pelanggan.
Kebijakan ini dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan pihak terkait untuk dipahami dan diterapkan secara konsisten, serta ditinjau kesesuaian dan keefektifannya secara berkala.
Komitmen Terhadap Lingkungan
PT. Pindad (Persero) menerapkan kebijakan untuk melaksanakan pembangunan, pengembangan perusahaan yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman serta bebas dari kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan.
Unsur lingkungan yang dikelola meliputi :
- Pengelolaan sampah dan limbah
- Pelestarian lingkungan, seperti flora dan fauna
- Kawasan dan lahan penelitian flora dan fauna
Saat ini 60% dari lahan Pindad ditanami berbagai macam pepohonan dan lahan hijau, bahkan beberapa jenis pohon termasuk pohon langka. Dan yang lebih menarik, diantara lingkungan yang harmonis ini, hidup lebih dari 30 spesies burung. Beberapa burung termasuk burung yang langka & hidup di perkotaan. Kondisi tersebut memungkinkan pecinta burung baik pelajar dan masyarakat umum melakukan penelitian kehidupan burung-burung tersebut.
Keuangan
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pindad No. 191 pada tanggal 30 April 2013 dari Notaris Nining Puspitaningtyas S.H., menjelaskan tentang perubahan struktur modal perusahaan menjadi sebagai berikut:
- Modal dasar Rp 1 Triliyun
- Modal disetor Rp 667.542 milyar
Tingkat kesehatan perusahaan
Tingkat kesehatan Perusahaan tahun 2014, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan rasio dan indikator yang diuraikan di dalam Laporan Tahunan PT. PINDAD (PERSERO) tahun 2014, maka tingkat kesehatan PT Pindad (Persero) tahun 2014 termasuk dalam kategori Sehat dengan Skor 65,65.
Ikhtisar Laporan Keuangan
1. Perolehan Kontrak dan Penjualan
Kegiatan pemasaran selama tahun 2014 telah menghasilkan perolehan kontrak senilai Rp.2.088,86 milyar yaitu 97% dari target RKAP tahun 2014, atau turun sebesar 13% dari perolehan kontrak tahun 2013. Sementara untuk penjualan tahun 2014 diperoleh Perusahaan senilai Rp.1.480,28 milyar, yaitu sebesar 73% dari RKAP tahun 2014, atau menurun sebesar 21% dari penjualan tahun 2013.
2. Posisi Keuangan
2.1. Neraca Konsolidasi
Total aset atau liabilitas dan ekuitas 31 Desember 2014 sebesar Rp.2.871,59 milyar atau 116% dari anggarannya, dan menurun sebesar Rp. 56,74 milyar atau 2% dari total aset atau liabilitas dan ekuitas 31 Desember 2013. Realisasi nilai aset atau liabilitas dan ekuitas pada Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2014 masing-masing mencapai 116% dari anggaran tahun 2014, dengan nilai realisasi yang signifikan terutama bersumber dari aset lancar yaitu kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, dan persediaan, serta dari di sisi liabilitas lancar adalah utang usaha, pinjaman Bank, dan utang uang muka yang diterima. Total aset atau liabilitas dan ekuitas 31 Desember 2014 masing-masing menurun sebesar 2% terhadap realisasi 31 Desember 2013 untuk aset menurun 8%, dimana yang dominan adalah kas dan setara kas, piutang lain-lain, uang muka dan pendapatan yang masih harus diterima, dari sisi Liabilitas menurun sebesar 5% terhadap realisasi 31 Desember 2013, dimana yang dominan adalah utang usaha, utang pajak, beban yang masih harus dibayar, dan utang uang muka yang diterima, serta ekuitas meningkat sebesar 6% terhadap Realisasi per 31 Desember 2013.
2.2. Laba (Rugi) Konsolidasi
Kegiatan usaha untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 menghasilkan laba setelah pajak senilai Rp.52,42 milyar atau sebesar 42% dari anggarannya dan turun senilai Rp.45,19 milyar atau sebesar 46 % dari laba untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013.
3. Pengadaan
Realisasi pengadaan material tahun 2014 senilai Rp.911,60 milyar atau mencapai sebesar 82% dari anggaran yang ditetapkan senilai Rp.1.114,65 milyar. Realisasi pengadaan material ditujukan untuk mendukung order-order tahun 2013 dan tahun 2014 (Program anggaran Dipa, rupiah murni, PDN, dan APBN-P). Realisasi pengadaan material tahun 2014 turun senilai Rp.381,22 milyar atau minus 29% dari realisasi pengadaan material tahun 2013. Perbandingan antara pengadaan material dengan penjualan pada tahun yang sama adalah sebesar 62% pada tahun 2014 dan sebesar 69% pada tahun 2013.
4. Investasi
Realisasi pengadaan aset tetap yang sudah dikapitalisir tahun 2014 senilai Rp.216.90 milyar atau sebesar 64% dari anggaran yang ditetapkan yaitu senilai Rp.338.03 milyar, dan meningkat senilai Rp. 140,61 milyar atau naik sebesar 184% dari realisasi pengadaan aset tetap yang sudah dikapitalisir tahun 2013.
5. Produksi
Realisasi produksi tahun 2014 secara keseluruhan senilai Rp.1.034,45 milyar atau mencapai sebesar 70% dari anggarannya, dan turun senilai Rp.329,82 milyar atau minus 24% dari realisasi produksi tahun 2013.
6. Beban
6.1. Beban Produksi
Realisasi beban produksi tahun 2014 adalah senilai Rp.1.291,80 milyar atau sebesar 92% dari anggaran yang ditetapkan senilai Rp.1.398,03 milyar. Tidak tercapainya beban produksi dari perencanaan beban anggaran, karena realisasi penjualan tidak tercapai hanya 73% dari anggarannya, namun demikian naiknya harga material impor dengan kurs yang mengalami kenaikan juga sangat mempengaruhi beban produksi tahun 2014 dan material impor masih tersimpan dalam persediaan untuk memenuhi kontrak yang akan datang. Secara absolut, beban produksi tahun 2014 mencapai sebesar 87% dari penjualan tahun 2014 dan beban produksi tahun 2013 mencapai sebesar 80% dari penjualan tahun 2013.
6.2. Beban Usaha
6.2.1. Beban Penjualan
Realisasi beban penjualan tahun 2014 adalah senilai Rp.59,22 milyar atau 80% dari anggaran yang ditetapkan senilai Rp.74,14 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan pencapaian pendapatan/penjualan pada tahun 2014 yang hanya tercapai 73% dari anggarannya. Realisasi beban penjualan tahun 2014 naik senilai Rp.0,24 milyar atau sebesar 0,4% dari tahun 2013 yang disebabkan oleh adanya kenaikan beban personil. Secara absolut beban penjualan tahun 2014 mencapai sebesar 4% dari penjualannya, sedangkan tahun 2013 mencapai sebesar 3% dari penjualannya.
6.2.2. Beban Administrasi dan Umum
Realisasi beban administrasi dan umum tahun 2014 senilai Rp.233.41 milyar atau sebesar 91% dari anggaran senilai Rp.255,84 milyar. Tidak tercapainya anggaran, karena pada tahun 2014 penjualan hanya sebesar 73% dari anggaran yang telah ditetapkan, sehingga pembebanan untuk tarif tunjangan insentif dikurangi disesuaikan dengan penjualan yang telah didapat, turun Rp.16,20 milyar atau minus 6% dari realisasi beban administrasi dan umum tahun 2013.
7. Analisis
7.1. Penyusunan Matriks EFAS dan Matriks IFAS
Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan seperti analisis pasar, analisis pesaing, analisis pemasok, analisis pemerintah, dan analisis kelompok kepentingan tertentu. Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri seperti laporan keuangan (neraca laba-rugi, cash-flow, struktur pendanaan), laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji), laporan kegiatan operasional, dan laporan kegiatan pemasaran. Setelah faktor-faktor strategis suatu perusahaan diidentifikasi, suatu matriks EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) dan matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dapat disusun. Dalam penyusunan matriks EFAS dan matriks IFAS digunakan metode analisis Delphi. Analisis Delphi digambarkan sebagai sebuah metode untuk penataan proses komunikasi kelompok agar dalam proses tersebut efektif yang memungkinkan sekelompok individu, secara keseluruhan, untuk menangani masalah yang kompleks. Tujuan dari metode analisis Delphi adalah untuk mengembangkan suatu perkiraan konsensus masa depan dengan meminta pendapat para ahli. Setelah menghitung skor pada matriks EFAS dan IFAS, maka pihak PT. Pindad (Persero) dapat menganalisis posisinya saat ini.
7.2. Analisis GE dan Analisis SWOT
Analisis General Electric (GE) adalah analisis yang berusaha menggambarkan posisi perusahaan dengan cara terlebih dahulu melakukan dekomposisi perusahaan menjadi unit usaha strategis. Matriks GE memiliki dua sumbu yaitu vertikal dan horizontal. Sumbu vertikal digunakan untuk menggambarkan daya saing perusahaan yang diukur berdasarkan indikator yang telah disepakati sesuai dengan pendekatan yang dipilih oleh manajemen. Sedangkan sumbu horizontal menggambarkan tentang daya tarik industri yang berasal dari berbagai indikator yang ada dalam lingkungan bisnis. Matriks GE memiliki sembilan sel yang terbentuk setelah masing-masing sumbu dibagi kedalam tiga bagian dengan titik pembagi (cut off point) yang telah ditentukan.
Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan keuntungan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT, terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dihasilkan yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), strategi ST (Stregths-Threats), strategi WO (Weaknesses-Opportunities), dan strategi WT (Weaknesses-Threats).
Contoh Kasus :
7.1. Penyusunan Matriks EFAS dan Matriks IFAS
Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan seperti analisis pasar, analisis pesaing, analisis pemasok, analisis pemerintah, dan analisis kelompok kepentingan tertentu. Data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri seperti laporan keuangan (neraca laba-rugi, cash-flow, struktur pendanaan), laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji), laporan kegiatan operasional, dan laporan kegiatan pemasaran. Setelah faktor-faktor strategis suatu perusahaan diidentifikasi, suatu matriks EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) dan matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dapat disusun. Dalam penyusunan matriks EFAS dan matriks IFAS digunakan metode analisis Delphi. Analisis Delphi digambarkan sebagai sebuah metode untuk penataan proses komunikasi kelompok agar dalam proses tersebut efektif yang memungkinkan sekelompok individu, secara keseluruhan, untuk menangani masalah yang kompleks. Tujuan dari metode analisis Delphi adalah untuk mengembangkan suatu perkiraan konsensus masa depan dengan meminta pendapat para ahli. Setelah menghitung skor pada matriks EFAS dan IFAS, maka pihak PT. Pindad (Persero) dapat menganalisis posisinya saat ini.
7.2. Analisis GE dan Analisis SWOT
Analisis General Electric (GE) adalah analisis yang berusaha menggambarkan posisi perusahaan dengan cara terlebih dahulu melakukan dekomposisi perusahaan menjadi unit usaha strategis. Matriks GE memiliki dua sumbu yaitu vertikal dan horizontal. Sumbu vertikal digunakan untuk menggambarkan daya saing perusahaan yang diukur berdasarkan indikator yang telah disepakati sesuai dengan pendekatan yang dipilih oleh manajemen. Sedangkan sumbu horizontal menggambarkan tentang daya tarik industri yang berasal dari berbagai indikator yang ada dalam lingkungan bisnis. Matriks GE memiliki sembilan sel yang terbentuk setelah masing-masing sumbu dibagi kedalam tiga bagian dengan titik pembagi (cut off point) yang telah ditentukan.
Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan keuntungan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT, terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dihasilkan yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), strategi ST (Stregths-Threats), strategi WO (Weaknesses-Opportunities), dan strategi WT (Weaknesses-Threats).
Contoh Kasus :
Pindad Tanda Tangani Perjanjian Kerjasama di Bidang MKB dan Kendaraan Khusus
Kamis, 3 November 2016, PT Pindad (Persero) menandatangani dokumen kerjasama dengan dua perusahaan multinasional yaitu Rheinmetall Waffe Munition South Africa (RWMSA) Afrika Selatan dan Tata Motors asal India. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose dengan Executive Board Member RWMSA Norbert Schulze dan Rudrarup Maitra, Head of International Business Tata Motors di Hall A2 Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta.
Abraham Mose mengatakan bahwa 2 penandatanganan kerjasama ini adalah terobosan di bidang teknologi lewat strategic partnership.
"Teknologi yang dikuasai banyak negara maju dan beberapa dari mereka leading untuk hal itu. Bagaimana cara kita agar kita bisa memotong agar kita punya kesamaan, maka kita lakukan strategic partnership. Penandatanganan yang Pindad lakukan dengan Rheinmetall dan Tata motors, adalah salah satu langkah kami untuk menuju hal itu," tuturnya.
Dengan RWMSA, Pindad menandatangani kesepakatan kerjasama di bidang produksi dan pemasaran munisi kaliber medium dan besar. Sedangkan dengan Tata Motors, perusahaan menandatangani Nota Kesepahaman di bidang eksplorasi pemasaran dan desain yang disesuaikan dengan spesifikasi pengguna di Indonesia.
Sejalan dengan hal itu, Deputi Bidang usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan bahwa industri pertahanan harus melakukan leapfrogging untuk mengejar ketertinggalan teknologi.
"Kita akan melakukan leapfrogging, untuk perusahaan industri nasional langsung bekerjasama dengan yang memiliki teknologi mutakhir dan harus membuat kita mendapatkan benefit yang sebesar-besarnya dari lompatan tersebut," tutur Harry.
Ia juga menambahkan bahwa industri pertahanan nasional bisa mandiri dengan dukungan dari seluruh masyarakat dan tiga pilar utama : pengguna, regulator, dan tim pelaksana KKIP kepada industri pertahanan swasta dan BUMN untuk mewujudkan kemandirian tersebut.
"Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mendukung kemandirian industri pertahanan kita," tutupnya.
Daftar Pustaka
www.pindad.com
Daftar Pustaka
www.pindad.com